Latar Belakang Gjrp
Masa muda adalah kekayaan yang tak ternilai harganya, yang dialami
sekali saja selama hidup dan tak pernah terulang lagi. Masa pengembangan
diri dalam segala segi, sehingga perlu diupayakan pembangunan
kepribadian dan pendidikan yang memadai karena mereka sering menghadapi
aneka tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Tantangan yang tidak
mudah diatasi. Tidak hanya soal tantangan hidup, kaum muda juga sering
mengalami ketegangan dengan generasi tua. Di satu pihak, kaum muda
memiliki gejolak, idealisme, dan cara hidup yang khas, misalnya:
kreatif, mencari yang baru dan mengadakan perubahan, selalu berpikir ke
depan. Kadang kala kaum tua merasa tersaingi sehingga berusaha untuk
mematahkan karakter an idealismenya. Terlepas dari itu semua, kaum muda
sering kali berhadapan pada piihan yang sulit, sehingga sering kali
terjebak alam berbagai hal negatif yang bisa menghancurkan harapannya
dan harapan bangsa dan gereja.

Konsep Mengenai Kaum Muda GJRP
Konsep mengenai pemuda dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Perkembangan psikologis melihat pemuda berdasarkan tugas perkembangan
seseorang. Pemuda ditinjau dari perkembangan psikologis diwakili oleh
remaja dan dewasa awal. Usia berkisar dari 10 sampai 24 tahun (WHO),
sedangkan United Nations General Assembly (UNGA) melihat pemuda adalah
individu yang berusia 15 sampai 24 tahun. National Highway Traffic
Administration memberikan bartasan pemuda adalah yang berusia antara 15
sampai dengan 29 tahun. Gereja melihat pemuda adalah orang yang berusia
15 sampai 35 tahun dan belum menikah. Berdasarkan definisi pemuda
ditinjau dari usia maka dapat dilihat adalah individu yang berusia
berkisar antara 15 sampai 30 tahun. Jika dilihat dari umur maka pemuda
dapat dibagi menjadi dua fase; yakni : fase puber berumur antara 10
sampai 21 tahun dan fase dewasa awal berumur antara 21 sampai 35 tahun.
Kaum muda GJRP Sebagai Aset Bangsa
Berbicara mengenai kaum muda sebagai aset bangsa, tidak terlepas dari
sejarah pergerakan kaum muda masa silam yang memerdekakan bangsa ini
dari penjajahan bangsa asing. Berawal dari pembentukan organisasi dan
pergerakan kemerdekaan sehingga lahirnya sumpah pemuda yang mengikrarkan
setiap spirit kaum muda untuk berjuang memerdekakan bangsa ini.
Sejarah panjang tentang semangat kaum muda telah tergores dengan tinta
emas pada bingkai kehidupan bangsa ini. Terlepas dari itu semua, kaum
muda harus menyadari bahwa perjuangan harus tanpa akhir, karena bila
perjuangan sudah berakhir berarti hidup kita jugapun berakhir, sebab
hidup adalah perjuangan. Memahami makna perjuangna bagi bangsa ini, maka
sudah selayaknya kaum muda harus menyingsingkan lengan baju untuk
bergerak maju membawa perubahan bagi bangsa ini.

Tuntutan Gereja Bagi Kaum Muda GJRP
Gereja adalah tempat umat Allah berkumpul dan mewartakan dan mengikuti
ajaran Kristus. Kaum muda menjadi bagian dari gereja dan menjadi tulang
punggung gereja, karena lewat kaum muda itulah gereja nantinya terus
berkarya. Sebagai kaum muda harus ada kemandirian di dalam pribadi kita
masing-masing. Jangan tunggu orang lain, tetapi harus mulai dari pribadi
masing-masing orang muda. Kaum muda harus menunjukkan kemandirian dalam
hidup sehari-hari. Ini merupakan kesaksian yang harus kita mulai dari
pribadi kita. Hal ini sangat penting karena orang lain akan melihat apa
yang kita tunjukkan yang merupakan kesaksian kita. Sebaliknya, apabila
kita tidak memberi kesaksian dan kesaksian kita itu justru bertentangan
dengan ajaran gereja berarti orang lain susah percaya kita. Sebagai
pemimpin kita menyampaikan dan mengajak sesuatu kepada orang lain,
tetapi bila kita sendiri tidak menunjukkan sikap yang terpuji. Misalnya
kita menyampaikan sesuatu tetapi bila kita sendiri minum mabuk,
bagaimana umat percaya kita? Kalau sikap inilah yang terjadi, maka tentu
orang lain tidak akan mendengarkan apa yang kita sampaikan
Dalam proses mengenali diri tersebut, setiap kaum muda harus menyadari
kelebihan dan keterbatasannya agar mampu mengambil keputusan yang dapat
menguntungkan diri maupun sesama. Realisasi dari keputusan itulah yang
akan menjadi kesaksian kita kepada orang lain. Namun menyadari akan kaum
muda sebagai calon pemimpin, maka beberapa hal yang perlu dibekali kaum
muda sekarang. Beberapa hal ini merupakan syarat seseorang menjadi
pemimpin, yakni: “bagaimana mempersiapkan sesuatu, bagaimana merancang,
bagaimana mengatur, bagaimana mengelolah, bagaimana melaksanakan
(tindakan) dan bagaimana mengevaluasi”. Hal-hal ini sangat penting
digumuli kaum muda dalam membekali diri sebagai calon pemimpin agar
mampu memimpin diri sendiri dan kemudian mampu memimpin orang lain. Ini
adalah sebuah tuntutan bagi kau muda sebagai aset gereja.

Kaum Muda dan Permasalahannya
Perkembangan teknologi dewasa ini semakin pesat. Sebagai manusia yang
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, setiap kita pasti mencoba untuk
melakukan sesuatu yang baru. Bukan menjadi persoalan bila setiap kita
mampu memahaminya secara bijak dan menggunakannya secara tepat dan
bijak, karena dari semuanya itu merupakan tunuttan jaman yang harus kita
ketahui sebagai insan yang memiliki jaman dan hidup dalam jaman.
Tidak bisa dipungkiri kaum muda dewasa ini lebih memilih gaya hidup
instant dan menuntut semua yang baik dan enak tanpa ada perjuangan.
Lebih para lagi kaum muda dewasa ini lebih memilih untuk absen dari
sekolah dan kuliah pergi ke mall, bermain facebook sampai lupa waktu
atau mampir di game online center, menghabiskan uang saku dan waktu
berjam-berjam memainkan Ragnarok, Dhota, dan game-game lainnya. Sungguh
miris rasanya ketika melihat para kaum muda hanya menghabiskan kehidupan
sehari-harinya di dalam mall, ditemani gemerlapnya lampu-lampu
diskotik, di atas panggung hiburan, terperosok dalam jurang narkoba, dan
akhirnya mati sia-sia meninggalkan bau bangkai bagi peradaban umat
manusia. Sungguh menyedihkan! Lebih dari itu, kini kaum muda lebih mudah
melatunkan lagu-lagu rock n roll ala Metallica, lagu-lagu pop ala Barat
dan Jepang, daripada melantunkan lagu-lagu tradisional dan lagu
kebangsaan.
Anak-anak kecil-pun kini lebih suka berjoget ala Michael Jackson dan
bergoyang seperti Dewi Persik, dan bercita-cita menjadi idola cilik
dadakan dengan jutaan penghasilan. Anak-anak kecil saat ini sedikit yang
bercita-cita inigin menjadi pahlawan kebaikan. Siswa-siswa yang masih
duduk di bangku-bangku sekolah pun demikian kondisinya. Para siswa
terlalu disibukkan dengan dunia pergaulan bebas dimana mereka begitu
bersemangat dalam mencari lawan jenisnya untuk dijadikan kekasihnya. Apa
jadinya bangsa ini jika semua anak-anak kecil dan para siswa SMP atau
SMA seperti ini kondisinya??? Pupus sudah cita-cita kebangkitan bangsa
ini. Apakah ini semua harus terjadi secara berkelanjutan?? Apakah kita
semua ingin kondisi kaum muda seperti ini?? Apakah kita tidak ingin
melihat kebangkitan bangsa ini nantinya akan dipelopori oleh kaum muda??
Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Fakta-fakta tentang kemorosotan moral, intelektual, dan spiritual kaum
muda yang dipaparkan di atas bukanlah suatu hal yang absolut tidak bisa
diubah. Masih banyak jalan menuju Roma, begitu pula dengan kebangkitan
kaum muda, masih banyak cara menujunya. Peluang itu masih terbuka lebar
sebenarnya asalkan kita yakin dan berusaha. Begitu banyak memang
tantangan yang harus kita hadapi sebelum itu semua terwujud. Akan tetapi
tantangan tersebut bukan untuk diratapi melainkan harus dihadapi dengan
kepala tegak, optimisme, dan keyakinan yang kuat. Bung Karno pernah
berkata pada dunia, “Berikan Aku sepuluh orang pemuda maka akan aku
taklukkan dunia”.. Dari sekian banyak pemuda saat ini yang tenggelam
dalam lumpur kemaksiatan dan keterpurukan, masih ada beberapa kumpulan
kaum muda yang terus memelihara semangat revolusi dan renovasi
peradaban.

Jalan Cerah Bagi Kaum Muda
Bagaikan sebuah gedung pencakar langit yang berdiri kokoh. Gedung
tersebut membutuhkan pipar-pilar yang solid dan kompak memperkokoh
bertenggernya gedung tersebut di atas permukaan tanah. Tidak roboh
maupun goyah sedikitpun jika dihempas angin dan badai. Begitu pula
halnya dengan bangsa ini. Bangsa ini akan berdiri kokoh jika memiliki
pilar-pilar yang solid pula menyokong keutuhan bangsa ini. Pilar-pilar
bangsa ini diyakini berada pada pundak para pemuda-pemudanya. Artinya
kaum muda memiliki tanggung jawab besar dalam membangun bangsa ini,
diawali dengan sebuah kebangkitan kaum muda dalam segala aspek
kehidupan. Pilar-pilar kebangkitan kaum muda yang patut segera
dilaksanakan adalah membangun kecakapan spiritualitas, moralitas, dan
intelektualitas kaum muda.
Nilai-nilai spiritualitas harus dimiliki oleh seorang pemuda agar semua
pengorbanan yang dikeluarkan berdasarkan keikhlasan dan kesungguhan yang
mendalam tanpa putus asa dan penyesalan. Segenap energi yang
dikeluarkan selalu dimaknai dan diilhami sebagai wujud syukur dan
pengabdian tertingginya pada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga dalam
melakukan pengorbanan, kaum muda tidak perlu dibayar dengan gaji bulanan
atau cek berisikan jutaan rupiah.
Kaum muda impian adalah kaum muda yang memiliki nilai-nilai moral yang
mulia pula. Tutur kata, sikap maupun perbuatan yang baik sesuai dengan
norma-norma yang berlaku merupakan prasyarat untuk menjadi pemuda
harapan bangsa. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda,
dan menghargai antar sesama kaum muda merupakan prasyarat lainnya yang
harus dilengkapi. Bagi kaum muda yang tertarik untuk memilikinya,
semuanya ‘free of charge’ yang dapat dimiliki dari sekolah kehidupan
yang ada. Dengan moral yang baik, para pemuda akan lahir menjadi sosok
pemimpin dengan budi pekerti yang luhur, good behavior atau Akhlakul
karimah dalam bahasa Arab. Kaum muda seperti ini akan menjadi panutan
dan kebanggan
Intelektualitas tidak kalah pentingnya dalam menyusun pilar-pilar
kebangkitan pemuda. Bangsa ini membutuhkan tenaga-tenaga muda yang
intelek untuk mengisi pos-pos pembangunan sesuai dengan keahlian,
keilmuan,dan keterampilan mereka. Institutsi pendidikan pastinya
memiliki peranan yang cukup penting dalam membangun kecakapan
intelektualitas kaum muda. Tentunya dengan biaya pendidikan yang relatif
terjangkau, pengarahan dan bimbingan yang intensif dan kurikulum yang
benar-benar menggali dan mengeksplorasi minat dan bakat kaum muda. Jadi
yang dibutuhkan bangsa dan gereja dalam mengarungi samudera kehidupan
ini adalah para pemuda yang memiliki ketiga pilar, yakni :
Spiritualitas, Moralitas dan Intelektualitas. Tanpa ketiganya ataupun
salah satunya keberadaan kaum muda belum membuahkan hasil bagi bangsa
dan gereja. Muncul pertanyaan :sudahkah kaum muda jaman ini memilliki
ketiga pilar tersebut??
YARMMY YARE